• Bantimurung National Park

    Bantingmurung National Park

    Geodiversity
    Gejala geologi yang dapat ditemukan di kawasan geosite Bantimurung ialah berupa air terjun, telaga, gua mimpi, gua batu dan dinding-dinding kars yang mengelilingi kawasan ini.

    Biodiversity
    Bantimurung sangat khas dengan keberadaan kupu-kupunya. Beberapa spesies ada di kawasan ini. Adapun spesies khas Bantimurung adalah Triodes Helena.

    Cultural diversity
    Ada satu spot di Bantimurung yang kerap dikunjungi oleh pengunjung yaitu “Makam”. Spot ini berupa makam dari seseorang yang dipercaya menghabiskan waktu yang cukup lama berapa di gua batu.

  • Karaengta Bioforest

    Karaengta Bioforest

    Geodiversity Kawasan hutan karaenta merupakan kawasan kars yang disusun oleh bukit-bukit batuan karbonat (batugamping). Biodiversity Kawasan hutan karaenta memiliki keberagaman hayati baik flora maupun fauna karena merupakan salah satu kawasan konservasi.
  • Leang Salukang Kallang Cave

    Leang Salukang Kallang Cave

    Geodiversity Salukang Kallang adalah gua dengan sistem terpanjang untuk sementara ini. Sistem gua salukang kallang mencapai ±12 kilometer. Ornamen-ornamen gua yang menghiasi gua salukang kallang sangat beragam. Selain itu keterdapatan sungai bawah tanah dijumpai pada gua ini. Adapun aliran sungai tersebut akan sampai di kawasan geosite Bantimurung.
  • Leang Pute Cave

    Leang Pute Cave

    Geodiversity
    Leang Pute merupakan gua vertical single pitch terdalam di Indonesia dengan kedalaman ±275 meter. Selain itu terdapat gua Dinosaurus yang berada di sebelah Leang Pute yang juga merupakan gua vertikal dengan kedalaman ±180 meter. Terdapat gua horizontal yang menghubungkan kedua gua ini yang berada di dasar gua Dinosaurus.

    Biodiversity
    Keterdapatan burung khas dijumpai pada kawasan geosite ini

  • Lacolla Waterfall

    Lacolla Waterfall

    Geodiversity Air terjun Lacolla merupakan air terjun dengan batuan penyusun lava dengan struktur batuan berupa aliran. Berdasarkan Geologi Regional Pangkajene dan Watampone bagian Barat (Sukamto, 1982) lokasi air terjun Lacolla termasuk pada Formasi Camba yang disusun oleh batuan sedimen laut dengan anggota basalt dan batugamping.
  • The Bissus’s Traditional Village

    The Bissus's Traditional Village

    Kawasan ini merupakan geosite non geological site.

    Cultural diversity
    Bissu  adalah kaum  pendeta  yang tidak mempunyai golongan gender dalam kepercayaan tradisional  masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Golongan Bissu mengambil peran gender laki-laki dan perempuan. Mereka dilihat sebagai separuh manusia dan separuh dewa dan bertindak sebagai penghubung antara kedua dunia. Masyarakat sekitar rutin menggelar upacara adat mappalili atau upacara turun sawah saat memasuki musim tanam. Upacara mappalili ini dijadikan sebagai kegiatan tahunan untuk melestarikan budaya tersebut.

    Aksesibilitas
    Untuk menuju geosite ini membutuhkan waktu ±2.5 jam perjalanan dari bandara internasional Sultan Hasanuddin menuju ke kecamatan Segeri kabupaten Pangkep dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua.

  • Pemerintah Usulkan Geopark Maros Pangkep Masuk UNESCO Global Geopark

    Pemerintah Usulkan Geopark Maros Pangkep Masuk UNESCO Global Geopark

     Pemerintah mengajukan surat permohonan agar Geopark Maros Pangkep dapat bergabung dengan UNESCO Global Geopark. Informasi ini disampaikan oleh General Manager Geopark Maros Pangkep, Dedy Irfan pada Minggu, 2 Agustus 2020.

    Dedy Irfan menjelaskan Komisi Nasional Indonesia untuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau KNIU melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara resmi mengajukan surat permohonan agar Geopark Maros Pangkep masuk dalam Global Geopark UNESCO. “Kami menyiapkan beberapa berkas untuk memenuhi persyaratan kemudian dikirim ke Sekeretariat UNESCO,” ujar Dedy Irfan.

    Surat permohonan agar Geopark Maros Pangkep masuk dalam Global Geopark UNESCO itu ditujukan kepada Sekretaris International Geoscience and Geoparks Programme (IGGP) UNESCO di Paris, Prancis. Menurut Dedy Irfan, inisiasi Geopark Maros Pangkep masuk dalam UNESCO Global Geopark telah dimulai lima tahun lalu atau pada 2015.

    Dedy Irfan menceritakan alur sampai muncul surat permohonan agar Geopark Maros Pangkep masuk dalam Global Geopark UNESCO. Pada mulanya adalah penetapan Geopark Maros Pangkep sebagai Geopark Nasional oleh pemerintah pusat pada November 2017. Gubernur Sulawesi Selatan kemudian menerbitkan surat keputusan yang menjadi dasar terbentuknya Badan Pengelola Geopark Maros Pangkep.

    Badan Pengelola Geopark Nasional Maros Pangkep terdiri dari para stakeholder, yakni Universitas Hasanuddin, Pengelola Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung, Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Balai Pelestarian Cagar Budaya,dan Komunitas Pecinta Alam dan Gua. “Mereka aktif berkoordinasi, melaksanakan kegiatan, dan program pemberdayaan masyarakat, edukasi sampai konservasi di kawasan Maros dan Pangkep,” kata Dedy Irfan.

    Kawasan Geopark Maros Pangkep tersebar di daratan Maros Pangkep sampai kepulauan Spermonde. Luas kawasan karst di sana mencapai 43 ribu hektare. Terhampar batuan purba yang menyimpan kekayaan geologi, terdiri dari batu gamping koral, batu gamping bioklastik, dan kalkarenit. Di saja juga terdapat banyak gua dengan jejak kehidupan manusia prasejarah. Di Gua Sumpangbita, Kabupaten Pangkep, misalnya, ada cap tangan yang diduga dari manusia purba.

  • Lengang Waterfall

    Lengang Waterfall

    Geodiversity
    Air terjun Lengang merupakan air terjun tiga tingkat dengan batuan penyusunnya berupa batuan beku dengan struktur columnar joint. Berdasarkan Geologi Regional Pangkajene dan Watampone bagian Barat (Sukamto, 1982) lokasi air terjun Lengang termasuk pada Formasi Batuan Gunungapi Baturape Cindako yang disusun oleh lava dan breksi.

    Cultural diversity
    Kegiatan masyarakat yang membudaya di kawasan geosite ini ialah proses pengambilan dan pembuatan gula merah dari nira.

  • Mallawa Hot Spring

    Mallawa Hot Spring

    Geodiversity
    Mata air panas Reatowa dapat terjadi karena lokasi Mallawa khususnya Reatowa adalah kawasan yang dipengaruhi oleh struktur geologi. Mata air ini merupakan mata air panas non gravitasi yang disebabkan oleh adanya struktur geologi berupa patahan.

    Cultural diversity
    Kegiatan masyarakat yang kemudian membudaya di kawasan geosite ini ialah pembudidayaan jamur tiram di bawah naungan KLHK dalam bentuk kelompok tani yang kemudian menjadi salah satu penghasil makanan lokal berupa keripik jamur.